Ijin.....share
Sapertinya masing2 kita perlu kembali memikirkan lebih lanjut apa yang sebenarnya menjadi niat belajar keluar negeri
Asal tujuannya baik dan tidak sekadar mencari sensasi predikat LN, sy rasa itu fine-fine aja.
Awal niat itulah yang sebenarnya untuk belajar keluar negeri apa dulu
Kenapa lantas dihubung2kan dengan gaji pokok, stipend atau tunjangan.
Kalau kemudian lantas ada yang menganggap keberatan dengan pemberian gaji yang telah diberikan walau belum memberi kontribusi yang maksimal, saya rasa ini kembali ke individunya masing2, kalo mau yah sumbangin atau sedekahin aja..bereskan?--gitu aja koq repot
Saya setuju dengan pendapat saudara Khomaini Hasan
eventhough, I'm not a lecturer
Lebih baik ambil sisi positifnya saja, dosen2 dari luar negeri justru sebenarnya dapat diharapkan lebih memberikan kontributif yang lebih baik kepada UN yang bersangkutan, bukan hanya dari segi ilmu tapi juga dalam pengaplikasian sistem mengajar dan administrasi yang mungkin masih butuh peningkatan.
Urusan rejeki biar Tuhan lah yang mengatur. Tuhan kan Maha Adil
Daripada mengurusi lahan orang, lebih baik kita konsen ke masing2 pekerjaan, dan berfikir bagaimana agar bisa menjadi individu yang lebih berguna kepada negara, tanpa perlu menjadikan negara sebagai sapi perahan. Bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
Sulfiana
--cooperation project--
--- In beasiswa@yahoogroups.com, Hok Lie <indwr_87@...> wrote:
>
> Untuk rekan Ojo yang budiman,
>
> Saya tidak terlalu mengerti mengapa masalah ini jadi dihubung2kan dengan etika,
> menurut saya agak menggelikan jika pemicunya adalah karena double salary atau
> melihat kasus dari teman dari negara lain. Karena, sebagaimana yang sudah
> dikatakan sebagian rekan2 yang lain, hal ini berpulang pada motivasi pribadi
> teman rekan Ojo dan juga tentunya sangat terpengaruh oleh circumstances masing2
> individu yang mengalaminya. Saya sangat setuju dengan pernyataan rekan Frank
> yang mengatakan lebih baik hilang secara fisik di negeri sendiri tetapi tetap
> berkontribusi daripada 'hilang' setelah pulang ke negeri sendiri (kita harus
> jujur bahwa kesempatan bagi para akademisi terutama yang berpendidikan tinggi di
> negara kita sangat tidak sesuai dengan effort yang telah dikeluarkan).
>
>
> Terakhir, saya jadi ingin berbagi sedikit bahan renungan untuk kita semua
> (termasuk saya), ini adalah nasehat dari seorang teman kepada saya sebelum saya
> (seperti kebanyakan teman2 milister, berangkat menimba ilmu negeri orang).
> Renungannya adalah, "Jangan berusaha memberikan manfaat kepada orang lain
> seperti 'lilin' yang menerangi sekitarnya tetapi dirinya sendiri terbakar, tapi
> jadilah seperti 'lebah' yang mengambil manfaat dari bunga dan juga memberikan
> manfaat".
>
>
> Salam,
>
> Hok Lie
>
>
>
>
> ________________________________
> From: frank_the_hero <frank_nasch@...>
> To: beasiswa@yahoogroups.com
> Sent: Thu, 28 October, 2010 12:14:52 AM
> Subject: [beasiswa] Re: [OOT] Sharing ttg Dosen yang berstatus double Lecturer
> di LN dan di Indonesia
>
>
>
>
> Rekan Ojo,
>
> saya sependapat dendan rekan Ikhlas. Tanpa berprasangka buruk sama sekali, saya
> lebih senang berprasangka bahwa kolega anda itu memang akan berniat membangun
> network dengan universitas kita. Bisa saja teman anda yang dari Pakistan
> kasusnya berbeda, jadi kurang tepat menurut saya kalau disamaratakan semuanya
> tidak boleh.
>
> Juga rekan Ojo saya sarankan jangan terlalu mencecar teman anda harus begini,
> harus begitu. Saya punya perasaan teman anda tidak terlalu nyaman anda terus
> menerus tanya-tanya hal yang sepertinya terlalu pribadi, mulai dari urusan
> keluarga sampai masalah gajinya pribadi. Terus terang saya sendiri tidak akan
> senang seandainya ditanya-tanya masalah seperti ini. Dan hal itu lalu anda kasih
> tahu ke semua orang yang bahkan kita tidak terlalu mengerti duduk perkaranya.
> Seperti yang rekan Ikhlas sampaikan, kita jadi banyak spekulasi yang tidak2
> seperti takut 'dibunuh' dan semacamnya. Saya sendiri jadi ragu apakah memang
> niat anda murni sekedar minta pendapat kawan-kawan milis beasiswa, ataukah anda
> ingin kita semua ikut 'menghakimi' kawan anda yang sedang ketiban 'rezeki'?
>
> Saya jadi ingat diskusi saya sama Pak Yohanes Surya sebelum berangkat
> meninggalkan Indonesia dan Pak Dino Djallal yang dubes RI di USA. Menurut
> mereka, masalahnya sekarang bukan orang Indonesia harus balik ke tanah air
> setelah mereka tamat studi. Itu adalah konsep yang usang di era globalisasi ini.
> Isu yang lebih tepat adalah bagaimana orang Indonesia yang sudah di luar negeri
> tidak sampai 'menghilang' dan terus membangun network yang solid dan tetap
> terhubung dengan orang-orang Indonesia di luar dan dalam negeri. Ini tentu akan
> jauh lebih efektif daripada semuanya balik ke Indonesia dan 'menghilang' setelah
> kembali.
>
> Salam,
> Frank
>
> --- In beasiswa@yahoogroups.com, ikhlas kitta <ikhlaskitta@> wrote:
> >
> > Rejeki itu urusan Tuhan, jangan dicampuri urusan orang lain......... mungkin
> >kalau saudara yang mendapat kesempatan begitu, apakah juga mau tinggalkan
> >malaysia?
>
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com