Kalau nggak salah nih...
Beasiswa pemerintah semacam ADS, DAAD dsb itu sifatnya bantuan dari pemerintah negara yang bersangkutan kepada negara kita alias "loan". Pastinya ada tanggung jawab dari si penerima beasiswa terhadap negara pada saat tanda tangan kontrak beasiswa mengenai kewajibannya setelah selesai kuliah karena ujung-ujungnya negara yang bayarin di belakang. Biasanya sih harus mengabdi di institusi asal dalam jangka waktu tertentu atau langsung kembali ke negara asal setelah selesai studi.
Berbeda dengan beasiswa dari universitas atau yayasan di mana si penerima akan menerima klausul lain misalnya hasil penelitian menjadi milik universitas atau mungkin malah tidak ada sama sekali.
Salam
Rajius
--- In beasiswa@yahoogroups.com, "Ignatius Sapto Condro A.B." <saptocondro@...> wrote:
>
> Buku yang diedarkan oleh penerbit itu hak jualnya dipegang penerbit.
> Jadinya pengarang tidak bisa seenaknya mengedarkan secara gratis. Walau ada
> beberapa bagian yang sudah beredar di blog.
>
> Kebetulan saya pernah dapat beasiswa dari Pemerintah Jerman, namanya DAAD.
> Nah, negara mana yang harus dibangun kalau begini? Beasiswa ini dibayar
> dari pajak orang-orang yang bekerja dan belanja di Jerman.
>
> Kebetulan lagi, saya pernah tinggal di Bremen. Di kota tersebut, ada 3
> orang yang saya kenal. Kebetulan lagi ketiganya masing-masing membuat buku
> tentang beasiswa dan kuliah+hidup di Jerman. Berbeda tulisan, tapi ada inti
> yang mirip dari ketiga buku. Buku tentang beasiswa lebih dibaca orang
> Indonesia daripada disertasi doktoral tentang biologi kelautan, atau
> tentang finansial, atau master thesis tentang digital media. Apakah mereka
> mencari untung dari buku tersebut? Saya tidak tahu.
>
> Yang saya tahu, orang yang pernah kuliah "benar" di luar negeri, terdidik
> untuk menuangkan isi kepala dan hasil penelitian dalam bentuk tulisan. Buku
> adalah salah satunya. Waktu senggang bisa dipakai untuk bercerita tentang
> pengalaman hidup. Kalau kuliah di luar negeri itu kadang-kadang susah
> ketemu teman, karena harus bikin janji dulu. Jadinya cerita pengalaman
> hidup terkadang ditulis di blog atau draft buku. Buku itu sebetulnya bisa
> saja dibagi gratis secara digital, tapi apakah orang yang malas googling
> bisa nemu buku itu dengan mudah?
>
> Penerbit buku lebih profesional dalam mengedarkan buku ke toko buku. Kalau
> pengarang sendirian mengedarkan buku gratis dari satu seminar ke seminar
> lain, itu namanya buang uang dan waktu.
>
>
> Salam,
>
> Condro
>
>
> On Sat, Nov 5, 2011 at 11:37 AM, Wahyu Atmaja <aku_atma@...> wrote:
>
> >
> >
> > kalaupun ada buku yang membahas seputar beasiswa, buku tersebut sebaiknya
> > "diedarkan" di perpustakaan2, sehingga banyak yang bisa memanfaatkannya.
> > saya sangaaat setuju dengan kata2 mba Watie: Bukankah salah satu
> > kewajiban penerima beasiswa adalah membangun negara nya?
> >
>
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
