Dear All,
Saya sedari awal mengamati perkembangan diskusi di thread ini dan mencoba menahan diri untuk tidak memberikan komentar; khawatir bias saya terlalu besar karena saya termasuk yang menikmati beasiswa dari sponsor asing selama 4 tahun terakhir ini. Tapi ijinkan saya angkat bicara.
Berkarya untuk bangsa dan negara tidak berarti secara fisik harus berada di tanah air. Saya pikir pemikiran itu terlalu picik. Pertama, belum tentu kepulangan ke tanah air akan memberikan kesempatan terbesar kepada orang tersebut untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang dipelajari. Boleh jadi fasilitas atau dana risetnya tidak ada. Atau boleh jadi struktur birokrasi menghambat pengembangan diri orang tersebut. Banyak hal yang bisa terjadi yang membuat mengabdikan diri *di* tanah air menjadi pilihan yang kurang rasional.
Kedua, pilihan untuk 'mengabdikan diri' di luar tanah air tidak berarti bangsa kita tidak mendapat keuntungan. Apa yang dikembangkan di luar negeri bisa dibawa atau diproduksi di Indonesia. Diaspora orang Indonesia di luar negeri akan sangat bermanfaat untuk mempermudah akses ke berbagai hal: uang, pemikiran, rekomendasi dsb. Lihat teman-teman dari India dan China yang begitu beruntung mempunyai banyak 'saudara' yang memegang berbagai posisi penting di seluruh penjuru dunia.
Ketiga, setiap orang rasional bisa berbeda pendapat mengenai tanggung jawab moral seorang penerima beasiswa. Apa pun itu, saya pikir tidak pada tempatnya untuk menghakimi pilihan seseorang sebagai 'benar' atau 'salah', 'nasionalis' atau 'tidak nasionalis'. Hanya orang tersebut yang tahu niat dari tindakannya. Lagi pula, apa yang membuat seorang ilmuwan yang bekerja di luar lebih 'tidak nasionalis' dibandingkan seorang, misalnya, jaksa yang menerima suap? Malahan, dalam empat tahun saya tinggal di Amerika, saya merasa nasionalisme saya tumbuh dan saya bisa menempatkan nasionalisme itu pada tempatnya. Tidak chauvinis. Semoga teman2 merasakan hal yang sama.
Keempat, kalau kita bisa membanggakan saudara kita para TKI dan TKW yang bekerja di luar negeri sebagai pahlawan, mengapa para penerima beasiswa dipandang negatif jika memutuskan hal yang sama? Jika seorang Indonesia menjadi ilmuwan di Jerman dan menerima hadiah Nobel atas karyanya, saya tentu akan bangga punya 'orang Indonesia' yang memenangkan Nobel. Jangankan begitu, pemain bola yang punya darah Indonesia saja kita banggakan kalau main untuk klub di Eropa. Malah, kita sempat (atau masih) bangga kan kalau yang jadi presiden Amerika pernah tinggal di Menteng? So, why the attitude against the scholars?
Salam,
Panji
--- In beasiswa@yahoogroups.com, santi chovarida <chovarida@...> wrote:
>
> dear frank,
>
> wah,,,setiap orang pasti punya banyak argumen atas semua tindakannya. saya sendiri blm pernah menikmati nyamannya sekolah dgn beasiswa. tapi kalau semua teman2 yang sudah menikmati beasiswa entah darimana sumbernya berpikiran seperti anda, tidak punya idealisme yang sama seperti ketika akan mengejar beasiswa itu, tentu bangsa ini akan tetap terpuruk.
> emang sich, rumput tetangga jauh lebih hijau, sekarang saja di bali atau dibeberapa daerah di indonesia yang menjadi destinasi wisata, lebih banyak orang luar yang mengembangkannya...mereka menguasai pulau yang dijadikannya resort, darisanalah mereka lebih kaya dari kalian yang mengabdikan diri dibangsa mereka untuk menjadi kuli dinegeri orang.
> bangun indonesia, buka lapangan kerja diindonesia, seberat apapun kalau semua bertekad tentu mimpi bukan hanya mimpi, buka mata kalian, ibu adik perempuan kalian jadi TKI dinegara orang, disiksa, diperkosa dan dikejar2.
>
> Â
> Santi Chovarida
> Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali
> Jl Tjok Agung Tresna No.8 Denpasar
> Telp. 0361 222498 Fax. 0361 261000
> Hp 081 332 532 877
>
>
> ________________________________
> From: frank_the_hero <frank_nasch@...>
> To: beasiswa@yahoogroups.com
> Sent: Monday, 7 November 2011 1:08 AM
> Subject: [beasiswa] Re: [OOT] info buku tentang beasiswa
>
>
> Â
>
>
> Rekan Watie,
>
> waduh sindirannya tajam betul. Idealnya memang info beasiswa beserta tips dan trik perjuangannya itu mesti gratis. Tetapi rekan Hendi juga ada benarnya, bolehlah kita anggap harga buku itu sebagai ongkos cetak dan jerih-payah rekan2 yang mau repot-repot mengorganisasikan info, tips, dan trik itu dalam satu buku.
>
> Lah, kita jujur saja disini. Orang umumnya memang kurang menghargai sesuatu yang GRATIS!! Baru beberapa saat lalu moderator mengeluh karena ada saja rekan2 baru yang 'at the very best' lugu atau 'at the very worst' malas, tidak mau mencoba google dulu untuk pertanyaan-pertanyaan beasiswa yang sangat level standar, sampai2 beberapa anggota milis beasiswa yang senior segan untuk membalas pertanyaan2 tersebut. Coba kita renungkan, berapa banyak dari anggota milis ini yang BENAR-BENAR pernah membuka bagian Files dan Links, dimana hampir semua pertanyaan beasiswa yang level standar sebenarnya sudah terjawab disitu? Moderator sendiri akhirnya kena damprat kalau pertanyaan2 remeh-temeh tersebut tidak diloloskan ke milis.
>
> Daripada repot2 usaha sendiri, banyak orang yang lebih merasa terbantu jika info tersebut sudah terkemas komplit dalam satu buku. Ya tentunya kita harus menghargai mereka yang sudah bersusah-payah merangkum pengalaman mereka berjuang mendapatkan beasiswa. Ironisnya, orang justru lebih menghargai info beasiswa ketika harus mengeluarkan uang, dan bukannya ketika info tersebut tersedia secara GRATIS seperti di milis ini....
>
> BTW, saya tidak setuju kalau ditekankan bahwa kewajiban penerima beasiswa adalah membangun negaranya. Itu hanya berlaku kalau memang uang beasiswa langsung dari negara, padahal sudah tak terhitung banyaknya kondisi dimana uang beasiswa justru tidak berasal dari negara (bisa dari universitas tujuan, perusahaan swasta, yayasan, dll). Lebih tepat jika ditekankan bahwa kewajiban penerima beasiswa adalah mengembangkan potensi diri mereka seoptimal mungkin sesuai dengan bidang yang telah mereka pilih.
>
> Maju, laskar beasiswa!!
> Frank
>
> >
> > -----Original Message-----
> > From: female1202@
> > Sender: beasiswa@yahoogroups.com
> > Date: Sat, 5 Nov 2011 01:44:13
> > To: <beasiswa@yahoogroups.com>
> > Reply-To: beasiswa@yahoogroups.com
> > Cc: halmihasibuan@<halmihasibuan@>
> > Subject: Re: [beasiswa] [OOT] info buku tentang beasiswa
> >
> > Lebih bagus lagi kalau pengalamannya bisa dibagikan secara gratis. Saya terus terang agak khawatir dengan trend yang ada yaitu bahwa penerima beasiswa yang nota bene nggak harus bayar uang kuliah membagikan ilmu mencari beasiswa dengan cara membuat buku dan MENJUAL nya. Bukankah salah satu kewajiban penerima beasiswa adalah membangun negara nya. Lha yang begini aja sudah pengen dibayar apalagi yang lain. Pencari beasiswa kan umumnya tidak bisa membayar kuliah, maka nya nyari beasiswa.
>
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com